My Best Friend

Selasa, 16 November 2010

Ingin Sukses Menjadi Penulis Novel

Dulu, jika seorang anak atau remaja ditanya tentang cita-cita, umumnya mereka menjawab ingin menjadi dokter, guru, polisi, tentara, atau insinyur. Kini, pilihan cita-cita yang akan ditekuni menjadi semakin luas seiring dengan bertambahnya wawasan dan informasi yang mereka terima. Sudah bukan hal yang aneh jika anak-anak atau remaja mengatakan cita-citanya adalah menjadi koki, wartawan, detektif, atau penulis novel.

Keinginan untuk menjadi penulis novel ini mengemuka seiring dengan maraknya penerbitan novel, baik novel-novel asli karya penulis Indonesia maupun novel-novel terjemahan. Lebih-lebih ketika melihat contoh-contoh sukses para penulis novel yang tak hanya menjadi populer namun juga kaya-raya.
Dari luar Indonesia, ada nama-nama seperti JK Rowling, John Grisham, Stephen King, Orhan Pamuk, dan lain-lain. Dari dalam negeri sendiri ada nama-nama penulis novel yang juga mencatat sukses seperti Andrea Hirata, Asma Nadia, Raditya Dika, Dewi “Dee” Lestari, dan lain-lain.

Berbondong-bondonglah orang menulis novel dan bermimpi menjadi penulis novel terkenal. Mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga orang tua. Genre novel yang hendak digarap pun bermacam-macam, mulai dari drama romantis, drama komedi, komedi plesetan, fantasi, parodi, misteri, horor, science fiction, religi, dan lain-lain. Segmen pembaca yang hendak disasar pun beragam: anak-anak, remaja, atau dewasa.
Harus Kuliah Dimana?
Untuk menjadi penulis novel, seseorang tidak perlu menunjukkan ijazah sebagai bukti telah menyelesaikan pendidikan di jenjang tertentu. Banyak orang beranggapan bahwa untuk menjadi penulis novel maka harus kuliah di Fakultas Sastra atau di Fakultas Bahasa.
Anggapan ini tak sepenuhnya benar. Banyak penulis novel yang sukses meskipun tak pernah kuliah di Fakultas Sastra atau Fakultas Bahasa.  Ada yang berlatar belakang pendidikan teknik, kedokteran, kesehatan, farmasi, politik, pertanian, ekonomi, hukum, komunikasi, dan lain-lain.
Tak sedikit pula penulis novel yang bahkan tak mengecap pendidikan di perguruan tinggi atau hanya sempat kuliah 1-2 semester sebelum akhirnya drop out.

Apakah menjadi penulis novel, lebih-lebih penulis novel di Indonesia, memiliki prospek yang baik dalam arti mendatangkan keuntungan finansial serta dapat memenuhi kebutuhan hidup?

Prospek Bagus
Pekerjaan sebagai penulis novel dapat menguntungkan dan berprospek bagus jika:
  • Novel yang ditulis menjadi best seller nasional
Tidak ada patokan kapan seorang penulis novel dapat menghasilkan sebuah karya best seller. Ada penulis novel yang karya perdananya langsung best seller sejak cetakan pertama seperti Andrea Hirata.
  • Produktif menulis
Meskipun tidak menghasilkan novel yang selalu best seller nasional seperti Andrea Hirata, penulis novel dapat hidup cukup jika produktif menulis. Jangan berpuas diri hanya dengan menerbitkan satu novel. Tulis dan terbitkan lagi novel kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya.
  • Tidak membatasi diri hanya dari menulis novel
Selain menulis novel, seorang penulis novel juga dapat menulis cerpen atau cerita bersambung untuk dikirimkan ke majalah atau surat kabar. Penulis novel juga dapat menjadi pembicara atau memberikan pelatihan penulisan novel.
Namun untuk pelatihan penulisan novel tak semua penulis novel dapat dan layak melakukannya. Penulis novel dengan jam terbang tinggi atau dikenal sebagai pencetak novel best seller tentu lebih kompeten dibandingkan penulis novel yang baru menerbitkan satu novel dengan tingkat penjualan yang kurang bagus.
Jika siap dan menyadari segala risiko sebagai penulis novel, mengapa tidak?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar